Pertamina Menguasai Pasar, Shell Kesulitan Bersaing di IndonesiaBaca juga: Sekda Herman Takjub Lihat Batik Griya Difabel Binaan Dinsos JabarJakarta -- Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) mengonfirmasi bahwa Shell Indonesia tengah mempertimbangkan untuk menutup seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mereka di Indonesia. Hal ini mencuat setelah kabar yang beredar mengenai kesulitan yang dihadapi Shell dalam bersaing di pasar yang dominasi oleh Pertamina.
Dominasi Pertamina Menjadi Hambatan Utama
Baca juga: Rupiah Menguat 29 Poin terhadap Dolar AS: Tren Positif di Awal JumatKetua Komite Investasi Aspermigas, Moshe Rizal, menyatakan bahwa dirinya tidak terkejut dengan kabar tersebut. Menurutnya, dominasi Pertamina dalam jaringan ritel penyaluran BBM menjadi faktor utama kesulitan bagi Shell untuk mempertahankan bisnis SPBU di Indonesia. "Sebagian besar SPBU dikelola oleh Pertamina, sehingga untuk bersaing di pasar ini sangat sulit," ujar Moshe dalam pernyataannya pada Sabtu (23/11/2024).
Peralihan Fokus Shell ke SPKLU
Moshe juga mengungkapkan bahwa Shell sebelumnya sempat berjaya di bisnis SPBU Indonesia, terutama ketika produk BBM mereka memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk Pertamina. Namun, seiring berjalannya waktu, Shell lebih memilih untuk fokus berinvestasi dalam pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). "Shell sempat menyatakan niat untuk menutup 1.000 SPBU hingga 2025, karena beralihnya fokus ke kendaraan listrik," terang Moshe.
Keunggulan Pertamina yang Tak Tertandingi
Baca juga: Rupiah Melemah ke Level Rp15.425 per Dolar AS: Mayoritas Mata Uang Asia Mengalami TekananPertamina, sebagai satu-satunya badan usaha yang memiliki izin untuk menyalurkan BBM bersubsidi di Indonesia, terus memperbaiki kualitas layanan dan produk mereka. Moshe menilai bahwa hal ini memberikan keunggulan yang signifikan bagi Pertamina, baik dalam hal kualitas produk, pelayanan, dan harga. "Pertamina semakin baik dalam kualitas dan layanan. Mereka adalah satu-satunya yang diperbolehkan menjual BBM bersubsidi, sehingga sulit bagi Shell untuk bersaing," tambahnya.
Persaingan yang Semakin Ketat
Baca juga: Volume Ekspor Kopi dan Kakao Jawa Barat Perlu DitingkatkanMenurut Moshe, dengan peningkatan kualitas yang terus dilakukan oleh Pertamina, Shell mulai kehilangan daya saing. "Kualitasnya semakin tinggi, sementara Shell sudah mulai kehilangan keunggulan kompetitif. Nilai jual mereka terhadap kompetitor semakin menurun," ucap Moshe. Dia juga menambahkan bahwa Pertamina, yang didukung oleh kebijakan pemerintah, memiliki posisi yang lebih kuat untuk mendominasi pasar.
Perspektif Masa Depan Shell di Indonesia
Meskipun Shell mempertimbangkan untuk keluar dari bisnis SPBU, persaingan di pasar BBM Indonesia tetap akan menarik untuk diamati. Dengan Pertamina yang semakin menguasai pasar, dan Shell yang lebih fokus pada pengembangan teknologi kendaraan listrik, masa depan pasar BBM Indonesia akan bergantung pada inovasi dan kebijakan pemerintah dalam mengatur sektor energi. (Mhd)
Bagikan: