Kipas angin dan mandi malam tidak menyebabkan pneumonia, tetapi ada risiko penularan bakteri di ruangan tertutupBaca juga: Mengungkap Fakta Infertilitas: Bukan Hanya Masalah Wanita!Jakarta -- Dokter spesialis anak subspesialis respirologi, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), menyatakan bahwa penggunaan kipas angin dan kebiasaan mandi malam tidak dapat langsung menyebabkan pneumonia. Namun, kipas angin bisa menjadi media penularan bakteri jika digunakan dalam ruang tertutup.
Penularan Melalui Droplet
Baca juga: Mandi Setelah Kehujanan: Air Hangat atau Dingin, Mana yang Lebih Baik?"Penyebab langsung dari pneumonia adalah mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit," kata dr. Wahyuni dalam temu media di Jakarta, Minggu. Ia menjelaskan bahwa pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru (alveoli) yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bakteri Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab utama pada kasus pneumonia bakterial pada anak-anak, mencapai 50 persen dari total kasus, berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) November 2016.Terkait penggunaan kipas angin, dr. Wahyuni mengatakan, "Penularan dapat terjadi jika kipas angin ditempatkan di ruangan tertutup yang sempat disinggahi oleh orang yang membawa bakteri." Bakteri ini menyebar melalui droplet atau cipratan air liur saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Droplet yang mengenai kipas angin bisa menyebar kembali ke udara, meningkatkan risiko penularan.
Mandi Malam Bukan Penyebab Pneumonia
Baca juga: Terhindar dari Masuk Angin Setelah Kehujanan: Ini Tips Ampuhnya!Mengenai mandi malam, dr. Wahyuni menyatakan bahwa kebiasaan ini tidak terkait langsung dengan pneumonia. "Mandi malam hanya mengubah suhu tubuh, terutama jika menggunakan air dingin. Pada anak yang sedang kurang sehat, daya tahan tubuh yang menurun dapat meningkatkan potensi terkena penyakit," jelasnya. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan langsung antara mandi malam dan pneumonia.
Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Pneumonia
Baca juga: Wow! Manfaat Luar Biasa Minum Air Serai Sebelum TidurPneumonia masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di dunia. Data UNICEF tahun 2019 menyebutkan bahwa hampir 2.200 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat pneumonia. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pneumonia menjadi penyebab 14,5 persen kematian bayi dan lima persen kematian balita.Sebagai upaya pencegahan, vaksinasi konjugat pneumokokus (PCV) telah terbukti signifikan dalam mengurangi beban penyakit pneumonia. "Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin PCV15 untuk perlindungan yang lebih luas terhadap bakteri pneumokokus," ungkap dr. Wahyuni. Vaksinasi ini menjadi salah satu langkah krusial dalam melindungi anak-anak dari infeksi berbahaya. (Rey)
Bagikan: