Pertemuan Ini Jadi Pembelajaran untuk Tidak Menganggap Enteng Perundungan AnakBaca juga: SMP Santo Mikael Cimahi Gelar Kubisme V.08: Parade Seni, Kreativitas, dan Pendidikan BerkarakterSurabaya -- Anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, melakukan pertemuan dengan tersangka perundungan yang belakangan viral, Ivan Sugiamto, pada Minggu (17/11/2024). Momen pertemuan yang penuh makna ini diunggah oleh Sahroni melalui akun Instagram pribadinya, di mana ia mengapresiasi langkah cepat Polrestabes Surabaya dalam menangani kasus tersebut. Dalam unggahan tersebut, Sahroni juga menyampaikan pesan moral yang tegas terkait dampak buruk dari tindakan perundungan.
Baca juga: Tenaga Pendidik Se-Jabar Akan Dilatih Jadi Guru PenggerakIvan Sugiamto, yang kini berstatus sebagai tersangka, tampak mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan kedua tangan terborgol. Kejadian yang membuat Ivan menjadi sorotan publik adalah perbuatan tidak pantasnya terhadap sejumlah anak-anak, termasuk memaksa salah satu siswa SMAK Gloria 2 Surabaya untuk bersujud dan menggonggong layaknya anjing. Video aksi perundungan ini pun viral di media sosial, memicu kemarahan publik dan mendorong pihak berwenang untuk segera menindaklanjuti kasus ini.
Pesan Tegas Sahroni: Perundungan Tidak Bisa Dibiarkan
Baca juga: RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda: Inovasi Layanan Pasien dengan iKios, Anjungan Pasien Mandiri (APM)Dalam keterangan yang disampaikan oleh Sahroni, ia mengapresiasi kinerja Polrestabes Surabaya yang dengan cepat menangani kasus tersebut. "Apreciate pada kecepatan gerak langkah Polrestabes Surabaya atas viralnya seseorang yang berlaku sangat buruk di hadapan semua orang. Mudah-mudahan kasus ini menjadi pembelajaran kepada semua pihak bahwa jangan merasa hebat dan jumawa untuk melakukan seenak enaknya," kata Sahroni.
Baca juga: Ratusan Siswa SMA/SMK Jadi Duta IntegritasSahroni menambahkan, pertemuan dengan Ivan berlangsung saat dirinya mendatangi Polrestabes Surabaya pada malam sebelumnya. Dalam pertemuan itu, Sahroni berpesan agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat tentang bahaya perundungan. "Bertemu dengan pelaku yang melakukan hal-hal tidak layak kepada anak-anak, yang mungkin dugaan membuli anaknya, dan terjadi hal-hal seperti yang terlihat di media belakangan ini," ujar Sahroni.Lebih lanjut, politisi Partai NasDem ini memberikan pesan khusus kepada para orang tua untuk tidak lengah dalam mengawasi anak-anak mereka, terutama dalam bergaul. Ia mengingatkan bahwa pergaulan anak-anak terkadang bisa membawa mereka pada tindakan yang merugikan orang lain, seperti perundungan atau pelecehan verbal yang sering terjadi di lingkungan sekolah. "Sikap anak-anak kita kadang terpengaruh oleh pergaulan yang bisa melakukan hinaan atau bully kepada seseorang yang dilihat kelucuan yang menyebabkan banyak bully di semua sekolah," tambahnya.
Kejadian Perundungan yang Memicu Keprihatinan Publik
Kejadian yang melibatkan Ivan Sugiamto terjadi ketika ia dengan sengaja memaksa seorang siswa SMAK Gloria 2 Surabaya untuk melakukan aksi yang sangat merendahkan, yakni bersujud dan menggonggong seperti anjing. Tindakan tersebut kemudian terekam dalam sebuah video yang menyebar luas di media sosial, memicu gelombang kecaman dari masyarakat.Polisi akhirnya mengambil langkah tegas dengan menahan Ivan pada Kamis (14/11/2024), setelah melakukan pemeriksaan intensif selama lebih dari tiga jam. Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto, mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan terhadap Ivan sudah cukup untuk menetapkan status tersangka dan segera melakukan penahanan. “Dari pengembangan pemeriksaan tersangka I (Ivan), setelah penyidik melakukan pemeriksaan kurang lebih tiga jam mulai dari maghrib tadi sampai saat ini, barusan selesai bahwa penyidik merasa cukup pemeriksaannya dan langsung dilakukan penahanan,” jelas Dirmanto.Penahanan Ivan dilakukan berdasarkan dugaan pelanggaran serius terkait Undang-Undang Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Hal ini menjadi langkah signifikan dalam penegakan hukum yang berusaha memberikan efek jera bagi siapa saja yang melakukan tindakan perundungan terhadap anak-anak.
Kepedulian terhadap Dampak Perundungan pada Anak
Kejadian perundungan ini tidak hanya menyoroti tindakan kekerasan fisik atau verbal, tetapi juga dampaknya terhadap mental dan emosional anak-anak yang terlibat. Perundungan bisa meninggalkan bekas yang mendalam bagi korban, memengaruhi rasa percaya diri dan kesejahteraan psikologis mereka. Oleh karena itu, Sahroni dan berbagai pihak menyuarakan pentingnya kesadaran bersama tentang bahaya perundungan, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.Selain itu, Sahroni juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak-anak mereka agar terhindar dari pengaruh buruk pergaulan. Orang tua harus mampu memberikan arahan yang tepat tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan menumbuhkan sikap saling menghargai. "Sebagai orang tua pasti merasa iba dan kasian bilamana anaknya dilakukan tidak baik," ungkapnya.
Harapan untuk Pendidikan Karakter di Sekolah
Penting bagi sekolah untuk tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter siswa. Pendekatan yang inklusif dan pendidikan nilai-nilai moral yang menekankan pentingnya empati, toleransi, dan saling menghargai harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir kejadian perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan.Ke depannya, diharapkan bahwa kejadian seperti yang dialami oleh siswa SMAK Gloria 2 ini menjadi peringatan bagi masyarakat tentang pentingnya menghormati hak dan martabat setiap individu, terutama anak-anak, yang seharusnya dilindungi dari kekerasan dalam bentuk apapun. (Az)
Bagikan: