Bali – Di Bali, terdapat sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat lokal di pagi hari, yaitu upacara Melukat. Tradisi ini memiliki makna mendalam dan merupakan bagian dari kehidupan spiritual masyarakat Bali yang sangat kental dengan nuansa religius dan adat istiadat. Upacara ini sering dilaksanakan di pagi hari, saat udara masih segar dan matahari baru saja terbit, memberikan suasana yang tenang dan damai untuk melaksanakan ritual suci.
Baca juga: Diguyur Hujan, Kapolrestabes Medan Tinjau Lokasi Terdampak Longsor di Desa SembaheMelukat adalah upacara pembersihan diri secara spiritual dengan menggunakan air suci yang telah diberkati. Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan tubuh dan jiwa dari pengaruh buruk, dosa, dan energi negatif yang mungkin melekat. Upacara ini biasanya dilakukan di tempat-tempat suci seperti pura, sumber mata air, atau sungai yang dianggap memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Salah satu tempat yang populer untuk melaksanakan Melukat adalah Pura Tirta Empul, yang terletak di Desa Tampaksiring, Gianyar.
Baca juga: Ngatiyana-Adhitia Unggul di Pilkada Cimahi Berdasarkan Hasil Hitung Cepat InstratRitual ini biasanya dimulai pada pagi hari sekitar pukul 6 hingga 7 pagi. Pada saat itu, masyarakat Bali percaya bahwa energi positif alam sedang kuat-kuatnya, sehingga sangat baik untuk melakukan pembersihan diri. Peserta upacara biasanya mengenakan pakaian adat Bali, seperti kamen (kain sarung) dan selendang, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan leluhur.
Baca juga: Farhan-Erwin Unggul di Quick Count Pilkada Bandung, Raih 44,31% SuaraSebelum upacara dimulai, peserta akan membawa canang sari (sesajen) yang berisi bunga, dupa, dan sesajen lainnya sebagai persembahan kepada dewa-dewa. Canang sari ini diletakkan di altar atau di tepi sumber mata air sebelum mereka mulai merendam diri. Seorang pemangku atau pendeta akan memimpin upacara ini dengan membacakan mantra-mantra suci dan memercikkan air suci kepada peserta sebagai simbol pembersihan.Proses utama dalam upacara Melukat adalah merendam diri di sumber mata air suci. Peserta akan menceburkan diri ke dalam air dan membasuh seluruh tubuh, termasuk wajah dan kepala. Mereka juga akan berdoa dan bermeditasi, memohon berkah dan perlindungan dari dewa-dewa. Beberapa peserta bahkan membawa air suci tersebut pulang untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari ritual pribadi mereka.
Baca juga: Kapolres Labusel Bersama Forkopimda Pantau TPSTujuan dari upacara Melukat ini adalah untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup. Dengan melakukan pembersihan spiritual ini, masyarakat Bali percaya bahwa mereka dapat menghapus segala bentuk energi negatif dan memperoleh kembali kebersihan jiwa. Selain itu, Melukat juga dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan dewa-dewa yang diyakini menjaga kesejahteraan mereka.Tradisi Melukat tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga nilai sosial dan budaya yang kuat. Upacara ini sering menjadi ajang berkumpulnya keluarga dan masyarakat, mempererat hubungan antarwarga dan memperkuat ikatan sosial. Melalui kegiatan ini, mereka saling berbagi cerita, pengalaman, dan doa, menciptakan rasa kebersamaan yang mendalam.Keberadaan upacara Melukat juga menarik perhatian wisatawan yang datang ke Bali. Banyak wisatawan asing yang tertarik untuk mengikuti atau sekadar menyaksikan upacara ini sebagai bagian dari pengalaman budaya mereka di Bali. Hal ini juga membantu melestarikan tradisi dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga warisan budaya.Namun, di balik keindahan dan keunikan upacara Melukat, terdapat tantangan dalam melestarikan tradisi ini di tengah modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat. Generasi muda Bali diharapkan terus menjaga dan menghormati tradisi ini, agar tidak tergerus oleh arus globalisasi dan tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.Dengan demikian, tradisi Melukat yang dilakukan oleh masyarakat Bali di pagi hari bukan hanya sekadar ritual pembersihan diri, tetapi juga merupakan simbol kebersamaan, penghormatan terhadap alam, dan warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Upacara ini menggambarkan betapa masyarakat Bali hidup harmonis dengan tradisi dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.Melukat adalah contoh nyata bagaimana tradisi dan budaya dapat memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat yang menjalaninya. Melalui upacara ini, masyarakat Bali menunjukkan kepada dunia bahwa di tengah perubahan zaman, nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal tetap menjadi pegangan yang kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Sumber: Wonderful Indonesia, Pura Tirta Empul, Buku: "Bali: Sekala & Niskala" oleh Fred B. Eiseman (Dirto)
Bagikan: