6 Dec, 2024

Makanan Organik Makin Digemari: Apakah Lebih Sehat dari Non-Organik?

Indofakta.com, 2024-11-02 00:15:35 WIB

Bagikan:

Bandung -- Makanan organik tengah menjadi tren di Indonesia, dengan anggapan bahwa produk ini lebih sehat dibandingkan makanan non-organik. Namun, apakah makanan organik memang lebih baik bagi kesehatan? Berikut ini ulasan lengkap mengenai apa itu makanan organik, manfaatnya, hingga perbandingannya dengan makanan non-organik.

Apa Itu Makanan Organik?

Baca juga: SUDAH VAKSIN HPV, TAPI MASIH TERKENA KUTIL KELAMIN? INI PENYEBABNYA!

Makanan organik dihasilkan tanpa bahan tambahan sintetis seperti hormon pertumbuhan, antibiotik, pestisida, GMO (Genetically Modified Organisms), atau bahan tambahan seperti pengawet dan MSG (Monosodium Glutamate). Untuk memperoleh label organik, makanan tersebut harus bebas dari zat-zat ini.

Baca juga: MENCEGAH KUTIL KELAMIN: KUNCI SEHAT MELALUI SEKS AMAN DAN VAKSINASI

Secara khusus, pertanian organik menggunakan pupuk alami seperti kotoran hewan dan menghindari pestisida kimia. Hewan yang dibesarkan secara organik juga tidak diberi tambahan antibiotik atau hormon pertumbuhan, sehingga hasil pertanian dan peternakan organik cenderung lebih ramah lingkungan, meningkatkan kualitas tanah serta air tanah, dan mengurangi polusi.

Baca juga: 10 Makanan Anti-Aging Terbaik: Rahasia Kulit Sehat dan Bercahaya dari Dalam

Jenis makanan organik yang populer mencakup buah, sayur, daging, susu, hingga produk olahan seperti kue dan minuman. Semua produk ini harus memenuhi syarat organik yang ketat untuk bebas dari bahan kimia, GMO, dan bahan tambahan pangan lainnya.

Kelebihan Makanan Organik

Baca juga: Kulit Glowing Bukan Lagi Impian! Begini Cara Pakai Skincare yang Benar

Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh makanan organik.

1. Tinggi Antioksidan dan Vitamin
Beberapa studi menunjukkan bahwa makanan organik mengandung antioksidan, vitamin C, zat besi, dan zinc yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan non-organik. Tanaman yang ditanam secara organik mengembangkan antioksidan sebagai mekanisme perlindungan karena tidak ada pestisida yang melindungi mereka dari hama. Sebagai contoh, studi tahun 2003 menunjukkan bahwa beri dan jagung organik mengandung 58% lebih banyak antioksidan dan 52% lebih tinggi vitamin C.

2. Kandungan Nitrat Lebih Rendah
Tanaman organik memiliki kadar nitrat yang lebih rendah hingga 30% dibandingkan tanaman non-organik, mengurangi risiko kanker yang terkait dengan asupan nitrat tinggi.

3. Kadmium yang Lebih Rendah
Kadmium, zat kimia beracun yang diserap tanaman dari tanah, ditemukan lebih rendah pada produk organik. Hal ini disebabkan oleh tidak digunakannya pupuk sintetis yang sering meningkatkan kadmium pada tanaman.

4. Bebas Sisa Pestisida
Karena tidak menggunakan pestisida sintetis, buah dan sayur organik memiliki residu pestisida yang lebih sedikit dibandingkan produk konvensional. Namun, residu pestisida kadang masih ditemukan akibat pencemaran dari lingkungan sekitar.

5. Asam Lemak Lebih Baik pada Produk Susu dan Daging
Produk susu dan daging organik umumnya mengandung asam lemak omega-3 lebih tinggi, zat besi, dan karotenoid yang lebih baik untuk kesehatan jantung dan dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Kandungan lemak jenuh pada daging organik juga lebih rendah.

6. Ramah Lingkungan
Pertanian organik meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi polusi, dan menghemat air. Penggunaan pestisida yang lebih rendah juga baik bagi kelestarian hayati.

Kekurangan Makanan Organik

Salah satu kekurangan terbesar dari makanan organik adalah harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan konvensional. Harga ini disebabkan oleh proses pertanian dan peternakan yang lebih ketat dan mahal. Selain itu, tidak semua produk organik sepenuhnya lebih sehat.

Tips Mengonsumsi Makanan Organik dan Non-Organik

Berikut ini adalah beberapa tips untuk memilih produk organik dan non-organik secara bijak:

  • Baca Label dengan Teliti: Produk organik belum tentu rendah garam, gula, lemak, atau kalori. Periksa komposisi produk dengan saksama sebelum membeli.
  • Cuci Buah dan Sayur dengan Air Mengalir: Mencuci produk segar membantu menghilangkan kotoran dan sisa bahan kimia di permukaannya. Buang bagian luar untuk mengurangi kontaminasi.
  • Pilih Buah dan Sayur Musiman: Buah dan sayur yang sedang musim biasanya lebih segar dan lebih mudah ditemukan.
  • Konsumsi Beragam Makanan: Variasi dalam pola makan, baik organik maupun non-organik, membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

Apakah Makanan Organik Lebih Sehat?

Sejumlah studi menunjukkan bahwa makanan organik memiliki nutrisi lebih tinggi, tetapi perbedaan ini tidak selalu signifikan. Kandungan nutrisi buah dan sayur tergantung pada kondisi tanah, cuaca, dan metode panen. Sementara itu, kualitas daging dan susu dipengaruhi oleh pakan dan jenis peternakan.

Belum ada bukti kuat bahwa makanan organik lebih sehat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, baik makanan organik maupun non-organik bisa sehat selama dikonsumsi dalam porsi seimbang dan bijak, sesuai preferensi dan anggaran Anda. (Rey)

Bagikan:

© 2024 Copyright: Indofakta Online