19 May, 2024

Seberapa Lamakah Anda Dapat Hidup Tanpa Harus Tidur?

Indofakta.com, 2024-04-17 05:05:13 WIB

Bagikan:

New York -- Selama 11 hari 25 menit, Randy Gardner yang berusia 17 tahun tidak tidur untuk pengerjaan sebuah proyek pameran sains sekolah menengah atas di California pada tahun 1963, yang mencatat rekor dunia untuk orang yang paling lama bertahan tanpa tidur. Kabarnya ada orang lain yang pernah memecahkan rekor ini, Robert McDonald pernah tidak tidur selama 18 hari 22 jam pada tahun 1986 - namun tidak ada yang mendapatkan pengawasan ketat dari dokter seperti yang dialami Gardner.

Baca juga: TANGGAPAN PANSUS DPRD TERHADAP LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT AKHIR TAHUN ANGGARAN 2023

Guinness World Records tidak lagi mencatat rekor ini, pada tahun 1997 mereka berhenti menerima pengajuan rekor baru karena "resiko bahaya yang melekat pada orang yang kurang tidur."

Baca juga: AstraZeneca Tarik Vaksin Covid Setelah Akui Adanya Efek Samping Langka

Tapi apa sajakah bahaya tersebut? Apa yang terjadi pada orang yang sering kurang tidur?

Baca juga: Khusus Bagi Anda yang Bangun Lebih pagi, Sarapan Sebelum jam 8 pagi Dapat Mencegah Diabetes Tipe 2

Tidur sangat penting untuk fungsi mental, emosional, dan fungsi tubuh, dan kurang tidur dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi kesehatan, termasuk diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan depresi, menurut lembaga Centers of Disease Control and Prevention. Para ahli mengatakan bahwa manusia membutuhkan tidur selama enam hingga delapan jam secara konsisten dengan interval yang sama setiap 24 jam. Namun, tidak jarang orang, terutama pelajar, begadang semalaman dan terjaga selama 24 jam.

Baca juga: Rabun Jauh telah Mencapai Tingkat Epidemi, Tahun 2050 Separuh Penduduk Bumi akan Membutuhkan Kacamata

Pada tahap kurang tidur ini, mungkin sulit untuk membedakan antara tidur dan terjaga, kata Dr Oren Cohen, seorang ahli pengobatan gangguan tidur di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.  Ketika seseorang mulai memaksakan 24 jam tanpa tidur, aktivitas otak mereka sudah menunjukkan sinyal bahwa mereka berada di perbatasan antara tidur dan terjaga, meskipun sebenarnya mereka kelihatannya masih terjaga, kata Cohen.

Hal ini disebut gangguan tidur atau tidur mikro. Orang yang tidak tidur selama berjam-jam tampak terjaga, tetapi otak mereka secara tidak sadar masuk ke dalam kondisi tidur yang tidak normal, yang dapat mencakup interval kurangnya konsentrasi atau halusinasi. "Pada akhirnya rasa kantuk dan akhirnya 'tidur' yang akan mengambil alih (mendominasi), dan  mau tidak mau otak akan masuk ke dalam kondisi tidur. Maka saat seseorang mengatakan kepada saya 'Saya tidak tidur selama berminggu-minggu,' itu hampir tidak mungkin," kata Dr. Alon Avidan yang mengelola Pusat Penanggulangan Gangguan Tidur di Universitas California, Los Angeles.
"Saya sulit untuk percaya bahwa seseorang dapat tetap terjaga selama lebih dari 24 jam tanpa mengalami peristiwa ini," tambah Cohen.

Namun, berapa lama orang dapat hidup tanpa waktu tidur dan waktu terjadinya efek samping yang muncul bisa jadi sulit untuk ditentukan. Kurang tidur kronis, ketika seseorang tidak tidur dalam waktu yang lama, sangat merusak sehingga tidak etis untuk meneliti hal tersebut dilakukan pada manusia, kata Avidon. Hal ini bahkan pernah digunakan dan dianggap sebagai bentuk penyiksaan psikologis.

Meskipun kurang tidur dalam waktu lama tidak dapat diteliti, kami memiliki data tentang orang-orang dengan penyakit bawaan langka yang disebut insomnia keluarga fatal (FFI). Pasien-pasien ini memiliki mutasi genetik yang menyebabkan protein abnormal menumpuk di otak dan semakin mengganggu kualitas tidur mereka. Tubuh mereka mulai memburuk dan akhirnya meninggal karena protein abnormal tersebut menumpuk dan merusak sel-sel otak mereka. Kelainan ini membunuh sebagian besar pasien dalam waktu rata-rata 18 bulan.

Pada hewan, sebuah penelitian dari tahun 1989 yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut hanya dapat bertahan tanpa tidur selama 11 hingga 32 hari sebelum akhirnya mereka mati.

Sebuah penelitian pada manusia tahun 2019 yang diterbitkan di Nature and Science of Sleep menemukan bahwa kesadaran dan kewaspadaan partisipan relatif normal hingga 16 jam setelah kurang tidur. Namun setelah 16 jam, tingkat konsentrasi mereka meningkat secara signifikan dan bahkan lebih buruk lagi pada partisipan yang mengalami insomnia kronis. Sebuah studi dari tahun 2000 menemukan bahwa tetap terjaga selama 24 jam mengurangi keseimbangan antara mata dan tangan yang setara dengan kadar alkohol dalam darah sebesar 0,1%. Efek dari kurang tidur selama 24 jam termasuk berkurangnya waktu reaksi, bicara cadel, gangguan dalam mengambil keputusan, berkurangnya daya ingat dan konsentrasi, lekas marah, gangguan penglihatan, pendengaran, dan gerakan tangan dan mata, serta tremor, menurut Cleveland Clinic.

Pada rentang waktu 36 jam, orang yang kurang tidur mungkin mengalami peningkatan penanda inflamasi dalam darah mereka dan bahkan mengalami ketidakseimbangan hormon serta metabolisme yang melambat, demikian dilaporkan Cleveland Clinic. Hanya ada sedikit penelitian tentang apa yang terjadi dalam waktu 72 jam, yaitu orang akan menjadi cemas, depresi, berhalusinasi, dan mengalami masalah dengan fungsi eksekutif (seperangkat keterampilan mental yang mencakup memori kerja, pemikiran fleksibel, dan pengendalian diri).

Penelitian juga dilakukan kepada para dokter di Amerika Serikat menunjukkan bahwa gangguan tidur meningkatkan kelelahan dan banyaknya kesalahan medis yang mereka laporkan secara personal.

Dan sangat penting untuk diketahui bahwa Anda tidak bisa menebus kekurangan waktu tidur Anda di hari esok hari atau di akhir pekan. Kurang tidur bersifat kumulatif, jadi mereka yang tidak tidur akan menanggung semacam 'hutang tidur'. Dan untuk setiap jam tidur yang terlewatkan, dibutuhkan delapan jam tidur penuh untuk memulihkannya, kata Avidon.(Why/ls)

Sumber:https://www.livescience.com/how-long-can-you-go-without-sleep

Bagikan:

© 2024 Copyright: Indofakta Online