Peran Orang Tua yang Tepat Dapat Membantu Anak Lebih Tenang dan Tumbuh dengan BaikBaca juga: DIPA-TKD 2025 Fokus Utama Adalah Pendidikan dan KesehatanBandung – Tantrum pada anak adalah tantangan yang sering dihadapi oleh para orang tua. Di tengah berbagai aktivitas sehari-hari, anak yang tiba-tiba menangis, berteriak, atau bahkan berguling di lantai tentu bisa membuat orang tua kewalahan. Namun, penting untuk diingat bahwa tantrum bukanlah perilaku buruk, melainkan cara anak mengekspresikan emosi yang belum bisa mereka kendalikan.
Baca juga: Presiden Prabowo Siap Pindah ke IKN Mulai 17 Agustus 2028Mengapa Tantrum Itu Wajar?Tantrum adalah respons alami yang muncul ketika anak tidak mampu mengomunikasikan keinginannya atau menghadapi situasi yang membuat mereka frustasi. Pada usia dini, kemampuan anak untuk mengontrol emosi masih berkembang. Menangis, berteriak, atau marah adalah bentuk komunikasi yang mereka pahami. Sebagai orang tua, menerima kenyataan ini adalah langkah awal yang penting. Jangan langsung menganggap anak Anda nakal atau tidak patuh.
Baca juga: Program Presiden Prabowo Dilounching Di Samosir, Siswa SD Dapat Makanan Bergizi dan Gratis1. Pahami dan Terima Emosi AnakLangkah pertama dalam menghadapi tantrum adalah memahami bahwa itu wajar terjadi. Otak anak belum sepenuhnya berkembang dalam hal mengelola emosi. Maka, sebagai orang tua, cobalah untuk melihat dari sudut pandang mereka. Ketika mereka mengamuk, itu bukanlah upaya untuk melawan Anda, melainkan kebutuhan untuk menyalurkan perasaan yang belum bisa mereka ungkapkan secara verbal.
2. Bantu Anak Mengelola Emosi dengan Cara PositifSaat anak mulai tantrum, cobalah untuk mengalihkan perhatian mereka atau mengajak berbicara secara perlahan. Misalnya, tanyakan apa yang mereka rasakan atau berikan alternatif kegiatan yang dapat membantu mereka mengekspresikan emosi dengan lebih baik. Aktivitas seperti menggambar, bernyanyi, atau mendengarkan musik bisa menjadi pilihan yang efektif.
Baca juga: Legislatif Jabar Ingatkan Peran Orang Tua Untuk Mendidik Anak3. Validasi Perasaan AnakSalah satu kesalahan yang sering terjadi adalah mengabaikan atau meremehkan perasaan anak saat mereka tantrum. Sebaliknya, cobalah untuk memvalidasi emosi mereka. Ucapkan kalimat seperti,
"Mama tahu kamu sedang kesal, dan itu tidak apa-apa." Dengan begitu, anak akan merasa dimengerti dan perlahan belajar memahami serta mengelola emosinya.
4. Tetap Tenang dan Menjadi Contoh yang BaikMenghadapi anak yang tantrum bisa membuat emosi Anda ikut terpancing. Namun, justru di saat inilah Anda perlu menunjukkan ketenangan. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Dengan memperlihatkan cara menenangkan diri, seperti menarik napas dalam-dalam, Anda tidak hanya membantu meredakan situasi, tetapi juga mengajarkan anak cara menghadapi emosinya di masa depan.
5. Bangun Koneksi dan Rasa AmanTantrum seringkali membuat anak merasa terisolasi. Beritahulah mereka bahwa Anda tetap mencintai mereka meskipun mereka sedang marah atau sedih. Kehadiran Anda di saat-saat sulit ini akan membangun rasa aman yang penting bagi perkembangan emosional anak. Katakan,
"Mama di sini kalau kamu butuh," dan pastikan mereka tahu bahwa Anda selalu siap mendukung tanpa menghakimi.
Kapan Harus Menghubungi Psikolog?Jika tantrum anak terjadi secara berlebihan, berlangsung dalam waktu yang lama, atau disertai perilaku yang membahayakan, konsultasikan kondisi tersebut dengan psikolog anak. Penanganan yang tepat dapat membantu Anda dan anak menghadapi tantangan ini dengan cara yang lebih baik dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.Dengan pendekatan yang tepat, tantrum bukan lagi menjadi momen yang menakutkan, melainkan kesempatan untuk mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak. (Az)
Sumber:https://childmind.org/article/how-to-handle-tantrums-and-meltdowns/
Bagikan: