6 Dec, 2024

FGD Titik Awal Peradaban Batak Digelar Di Sigulatti Sianjurmulamula

Indofakta.com, 2024-11-29 17:22:36 WIB

Bagikan:

Samosir -- Samosir telah ditetapkan sebagai titik awal peradaban Batak, di Hotel Sitiotio Aek Rangat, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada Focus Grup Diskusi yang digelar oleh Lembaga Adat Batak (LAB) Kabupaten Samosir bersama Pemkab Samosir tanggal 3 Desember 2021.

Baca juga: Pastikan Surat Suara Aman, Kapolres Labusel Kunjungi PPK

Untuk menindaklanjuti hal itu, Lembaga Adat Batak (LAB) Kabupaten Samosir mengadakan Focus Grup Diskusi di Sigulatti,  Kecamatan Sianjurmula-mula, Kabupaten Samosir. Jumat, 29 November 2024.

Baca juga: Diguyur Hujan, Kapolrestabes Medan Tinjau Lokasi Terdampak Longsor di Desa Sembahe

Turut hadir  dalam acara tersebut yakni, narasumber Dosen Satra Batak, Jeksen Sinulingga , DR Ketut dari Akademisi, Asisten l, Tunggul Sinaga yang mewakili Bupati Samosir, Ketua DPRD Samosir, Nasib Simbolon, Kepala Dinas Kebudayaam dan Pariwisata, Tety Naibaho, Marhuale Simbolon, para Tokoh adat dan budaya, para Camat se-Kabupaten Samosir, serta kepala desa se-Kabupaten Samosir.

Baca juga: Ngatiyana-Adhitia Unggul di Pilkada Cimahi Berdasarkan Hasil Hitung Cepat Instrat

Pantas Marroha Sinaga selaku Ketua Lembaga Adat Batak (LAB) Kabupaten Samosir bertindak sebagai pemimpin FGD mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk tindaklanjut telah ditetapkanya Samosir sebagai titik awal peradaban Batak.

Baca juga: Farhan-Erwin Unggul di Quick Count Pilkada Bandung, Raih 44,31% Suara

"Kita sudah ketiga kali ini melakukan FGD, tentunya untuk mendukung bahwa Pusuk Buhit sebagai titik awal peradaban batak. Kita juga mengundang utusan dari enam puak batak, mereka hadir, dan sepakat bahwa Pusuk Buhit sebagai titik awal peradaban batak."

Menurut Pantas Marroha Sinaga, salah satu fungsi utama lembaga adat di Samosir, kedepanya dapat berperan untuk mengatasi permasalahan yanh terjadi ditengah masyarakat adat.

"Kalau ada persoalan tanah atau perkampungan, kita harus bisa mengajak masyarakat duduk bersama supaya menempuh jalur damai sebelum menempuh kejalur hukum."

Setelah kegiatan FGD ini, Pantas Marroha Sinaga mengatakan  lembaga adat bersama para tokoh adat dan budaya akan melakukan napak tilas ke Gunung Pusuk Buhit dan ke Sarimarrihit, Kecamatan Sianjurmulamula pada tanggal 6 Desember 2024.

Mewakili Bupati Samosir, Tunggul Sinaga mendukung digelarnya aacara tersebut.
"Kita harapkan dalam pertemuan ini, seluruh para toko memberi pendapat, dalam rangka menyatukan pengertian kita mengenai titik nol peradaban batak. Pemerintah Kabupaten Samosir sangat mendukung."

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Samosir, Tety Naibaho mengatakan, bahwa tujuan dari kegiatan itu adalah untuk menjaga kelestarian adat dan budaya batak yang saat ini sudah tergerus zaman, supaya para generasi muda tidak lupa adat dan budayanya.

"Jaman boleh maju, tapi adat dan budaya harus tetap dijaga," ujar Tety Naibaho sebagai mana dijelaskanya bahwa itu merupakan amanat dari Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom.

Dosen Prodi Sastra Batak, DR Jekmen Sinulingga mengatakan, nantinya, Gunung Pusuk Buhit akan dibuat  jadi wisata rohani yang berhubungan dengan keagamaan yang mencakup seluruh agama yang diakui pemerintah.

"Dipuncak sebagai tempat bersembah kepada Tuhan, dizona tengah tempat untuk menanam tanaman herbal atau tanaman obat, sedangkan zona bawah adalah tempat tinggal dan berbagai perkampungan adat batak."

Ia mengatakan, saat ini sudah banyak orang batak yang tidak mengerti sejarah, sehingga kegiatan ini sangat penting untuk generasi muda.

"Saat ini, ada tiga jenis anak batak, yang pertama, batak yang mengerti adat dan budaya batak, yang kedua, ada batak KTP (yang tidak mengerti adat dan budaya), dan yang ketiga ada batak yang mengaku batak, menggunakan aksesosir batak dan mengikuti acara batak tapi tidak mengerti apa tentang itu semua," kata DR Jekmen Sinulingga.

Menurutnya,  saat ini ada sekira 80% anak yang mengaku batak diperantauan tidak mengerti bahasa batak dan tidak mengerti tutur batak.

Marhuale Simbolon selaku majelis LAB mengatakan lembaga adat ini harus serius dan tidak bisa dikesampingkan oleh pemerintah, karena tujuanya untuk melestarikan adat dan budaya. Menurutnya kerajaan batak dapat hilang, kalau generasi melupakan pesan yang diberikan para leluhur terdahulu.
(Jef)

Bagikan:

© 2024 Copyright: Indofakta Online