6 Dec, 2024

Pilkada DKI Jakarta Berpotensi Dua Putaran: Pertarungan Ketat Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno

Indofakta.com, 2024-11-28 00:30:14 WIB

Bagikan:

Pilkada DKI Jakarta diprediksi akan berlanjut ke putaran kedua, dengan persaingan sengit antara pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno, menyusul hasil hitung cepat yang belum menunjukkan dominasi penuh

Baca juga: Perda Tentang Ketertiban Umum Buka Partisipasi Masyarakat Dalam Penanganan Bencana

Jakarta -- Aktivis sekaligus mantan relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti, mengungkapkan keyakinannya bahwa Pilkada DKI Jakarta 2024 akan memasuki putaran kedua. Hal ini dipicu oleh selisih suara yang tipis antara pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono, sebagaimana terlihat dalam hasil sementara hitung cepat (quick count).

Perolehan Suara Ketat di Hitung Cepat

Baca juga: Resmikan 100 Desa/Kelurahan Sadar Hukum Tahun 2024, Tunjukkan Komitmen Penuh Kemenkumham Jabar Bersama Pemprov Jabar Bangun Kesadaran Hukum Di Masyarakat

Hasil quick count dari beberapa lembaga survei menunjukkan perolehan suara yang masih ketat:

  • Pramono Anung-Rano Karno: 49,87%
  • Ridwan Kamil-Suswono: 39,53%
  • Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 10,61%
Baca juga: Anak Adalah Amanah yang Perlu Kita Lindungi

Indikator Politik Indonesia:

  • Pramono Anung-Rano Karno: 50,15%
  • Ridwan Kamil-Suswono: 39,25%
  • Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 10,60%
Charta Politika:

  • Pramono Anung-Rano Karno: 51,03%
  • Ridwan Kamil-Suswono: 38,80%
  • Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 10,17%
Baca juga: Polisi Monitoring Pelaksanaan Rapat Pleno di 26 PPK

SMRC (Saiful Mujani Research & Consulting):

Meskipun pasangan Pramono Anung-Rano Karno unggul dalam beberapa hasil hitung cepat, angka perolehan suara mereka masih berada di ambang batas kemenangan satu putaran, dengan margin error hasil survei yang dapat memengaruhi hasil akhir.

Peluang Pilkada Dua Putaran

Haris Rusly Moti menegaskan bahwa potensi dua putaran semakin menguat jika penghitungan suara resmi oleh KPU DKI Jakarta tidak memberikan mayoritas mutlak kepada salah satu pasangan.

"Dengan kaidah margin error sebesar 2-3 persen, hasil quick count belum bisa dijadikan patokan untuk menentukan pemenang satu putaran," kata Haris.

Dia menambahkan bahwa peluang putaran kedua cukup besar karena selisih suara Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno tidak terlalu jauh.

Harapan untuk Proses Demokrasi yang Transparan

Haris mengingatkan semua pihak untuk menerima hasil yang diatur oleh undang-undang, termasuk kemungkinan sengketa hasil yang harus diselesaikan di Mahkamah Konstitusi. "Kami berharap semua pihak menghormati proses demokrasi yang berlangsung dengan transparan dan adil," ujarnya.

KPU DKI Jakarta Jadi Penentu

Saat ini, perhatian tertuju pada hasil penghitungan resmi oleh KPU DKI Jakarta yang akan menentukan apakah Pilkada DKI Jakarta akan berlanjut ke putaran kedua. Dengan jumlah pemilih strategis dan tensi politik yang tinggi, Jakarta diprediksi menjadi barometer utama dinamika Pilkada Serentak 2024. (Rey)

Bagikan:

© 2024 Copyright: Indofakta Online