Antonio Guterres Desak Perdamaian di Ukraina, Tekankan Pentingnya Menghentikan Eskalasi dan Penderitaan Global Akibat Perang Rusia-UkrainaBaca juga: Pemulihan Berlanjut di Tengah Kehancuran di Carolina, Georgia, dan Negara Bagian LainnyaNew York -- Selasa, 24 September 2024, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memperingatkan akan adanya potensi eskalasi yang lebih besar dari konflik Rusia-Ukraina jika perang terus berlanjut. Dalam pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina, Guterres menegaskan urgensi untuk menghentikan siklus kekerasan dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Ukraina dan Rusia, serta dampaknya bagi dunia.
Baca juga: Liga Champions Eropa : Prediksi Slovan Bratislava vs Manchester CityGuterres mengingatkan bahwa
PBB dibangun atas dasar penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas setiap negara, dengan merujuk pada Piagam PBB yang melarang penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial negara lain. Menyoroti invasi Rusia pada Februari 2022 dan aneksasi ilegal Krimea satu dekade lalu, Guterres menyatakan bahwa tindakan ini merupakan
pelanggaran jelas terhadap prinsip-prinsip dasar PBB.
Peningkatan Jumlah Korban dan Krisis Kemanusiaan
Sekjen PBB juga mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap peningkatan korban jiwa dan kerusakan yang terus berlanjut di Ukraina. Hampir 10 juta orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, dengan lebih dari 15 juta orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, memerlukan bantuan kemanusiaan mendesak. Dia menyoroti bahwa
11 ribu warga sipil telah tewas sejak awal konflik, memperingatkan bahwa semakin lama perang berlangsung, semakin besar risiko eskalasi yang bisa memperparah ketegangan global.
Baca juga: Liga Champions Eropa : Prediksi PSV vs Sporting Lisbon"Saat ini, kita melihat krisis kemanusiaan yang semakin buruk di Ukraina, dan korban yang terus meningkat menambah penderitaan masyarakat," kata Guterres. Ia juga mengutuk keras serangan yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur vital, yang memperburuk penderitaan rakyat Ukraina.
Diplomasi Masih Mungkin Meski dalam Kondisi Terburuk
Baca juga: Liga Champions Eropa : Prediksi Inter Milan vs Red StarMeskipun situasi terlihat suram, Guterres menggarisbawahi bahwa
diplomasi tetap menjadi jalan keluar yang bisa ditempuh, dengan merujuk pada beberapa contoh keberhasilan seperti
Prakarsa Gandum Laut Hitam dan pertukaran tahanan antara kedua pihak. Inisiatif-inisiatif ini membuktikan bahwa ketika ada kemauan politik, negosiasi dapat berhasil meski dalam situasi paling gelap."Kita harus menghentikan penderitaan dan memutus siklus kekerasan, tidak hanya demi rakyat Ukraina dan Rusia, tetapi juga untuk perdamaian global," tegas Guterres. Ia menekankan bahwa PBB siap mendukung setiap upaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Ukraina.Dengan situasi yang semakin mengkhawatirkan, Sekjen PBB ini meminta komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan diplomatik guna mencapai solusi damai yang dapat mengakhiri konflik yang merusak ini. (Rey)
Bagikan: