14 Sep, 2024

Jusuf Kalla Sarankan TV Tetap Siarkan Azan Saat Misa Paus Fransiskus: Solusi Harmoni Toleransi

Indofakta.com, 2024-09-04 15:10:10 WIB

Bagikan:

Jakarta -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK), memberikan saran yang menarik terkait siaran langsung Misa yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus. JK meminta agar stasiun televisi tidak hanya melaporkan jalannya misa, tetapi tetap menyiarkan adzan Magrib sebagai bagian dari siaran, dengan membagi layar menjadi dua untuk menjaga keberlangsungan keduanya.

Baca juga: Pembukaan Serah Terima Penelitian dan Magang Taruna TK IV angkatan 56/Batalyon Presisi di Polda Jabar

“Sebagai Ketua DMI, saya menyarankan agar televisi, di samping menyiarkan perayaan misa, juga menyiarkan adzan. Layar dibagi dua, adzan hanya lima menit, ini adalah bagian dari toleransi dan harmoni,” ujar JK, Rabu (4/9/2024).

Solusi Toleransi: Adzan dan Misa Berjalan Bersama

Baca juga: Bupati Samosir Panen Bawang Merah Dengan Kelompok Tani Bersama

Menurut JK, Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim harus tetap menjunjung tinggi nilai toleransi. Dengan menyiarkan adzan bersamaan dengan misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus, kedua agama dapat saling menghormati. Ia menekankan bahwa ini adalah simbol indah dari keberagaman Indonesia.

Baca juga: KPU RI: 41 Daerah Hadapi Kotak Kosong pada Pilkada 2024, Pemilu Ulang Jika Kotak Kosong Menang

"Kita sebagai negara besar harus menunjukkan cara terbaik dalam menghargai satu sama lain. Baik azan maupun misa, tidak perlu menghilangkan yang lain. Justru ini menunjukkan indahnya perbedaan," tambah JK.

SE Kominfo: Penayangan Adzan dalam Bentuk Running Text

Dalam waktu yang sama, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan surat edaran (SE) yang meminta agar penayangan adzan Magrib saat Misa Paus Fransiskus dilakukan dalam bentuk running text. Kebijakan ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdallah.

Baca juga: RHS Ukir Sejarah Baru Bangun Stadion Mini Pertama di Kabupaten Simalungun

Ulil mendukung kebijakan tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Katolik yang tengah menjalankan ibadah. "Ini adalah bentuk pengakuan atas keberagaman dan cara kita menghormati saudara-saudara Katolik kita yang sedang beribadah. Dengan adanya kebijakan ini, kita bisa menjaga harmoni dan toleransi antarumat beragama," jelasnya.

Menyambut Paus Fransiskus: Sebuah Kehormatan untuk Indonesia

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momen bersejarah yang sangat dinantikan. Sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik, kehadirannya membawa kehormatan dan menjadi simbol persahabatan antarumat beragama. JK turut menyampaikan ucapan selamat datang kepada Paus Fransiskus dan menilai kunjungan ini sebagai penghormatan besar bagi bangsa Indonesia.

Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa Kementerian Agama melayani seluruh umat beragama, bukan hanya umat Islam. Hal ini semakin memperkuat pesan tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap semua agama di Indonesia.

Kebijakan Kominfo: Menjaga Keharmonisan dalam Keberagaman

SE yang dikeluarkan oleh Kominfo merupakan hasil dari komunikasi yang baik antara berbagai lembaga, termasuk Kementerian Agama. Dalam SE tersebut ditegaskan bahwa penyiaran adzan dalam bentuk running text adalah upaya agar tidak mengganggu jalannya misa Paus Fransiskus yang akan berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Hal ini dinilai sebagai langkah positif dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman umat beragama di Indonesia. Sekaligus, memberikan kesempatan bagi umat Muslim dan Katolik untuk melaksanakan ibadah mereka dengan damai dan penuh penghargaan satu sama lain. (Sms)

Bagikan:

© 2024 Copyright: Indofakta Online