Jakarta -- Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, dengan antusias menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Menurut Nasaruddin, kunjungan pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan ini adalah bukti kuat bahwa Indonesia berhasil menjaga kebhinnekaan dan memperlihatkan wajah toleransi yang kokoh.
Baca juga: Pembukaan Serah Terima Penelitian dan Magang Taruna TK IV angkatan 56/Batalyon Presisi di Polda Jabar"Tentu kita berterima kasih, Paus mau mengunjungi negeri kami yang tercinta ini dan itu juga sekaligus membuktikan bahwa negara kita adalah negara yang betul-betul Bhinneka Tunggal Ika. Memang kita berbeda, tetapi tetap prinsip yang sama sebagai sesama NKRI," ujar Nasaruddin Umar dalam pernyataannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (04/09).
Indonesia, Negeri yang Ramah dan Menghargai Tamu
Baca juga: Bupati Samosir Panen Bawang Merah Dengan Kelompok Tani BersamaMenurut Nasaruddin Umar, masyarakat Indonesia memiliki karakter yang luhur dalam menghormati dan mencintai tamu yang berkunjung. Hal ini tercermin dalam ajaran Islam yang menekankan pentingnya menghargai tamu, apapun latar belakang agamanya.
Baca juga: KPU RI: 41 Daerah Hadapi Kotak Kosong pada Pilkada 2024, Pemilu Ulang Jika Kotak Kosong Menang"Apalagi dalam Islam itu kita kenal ajarannya sangat menghargai tamu. 'Hargailah tamunya sekalipun non-Muslim'," tambah Nasaruddin.Lebih jauh lagi, Nasaruddin menyoroti bagaimana Nabi Muhammad SAW juga kerap berdialog dengan tokoh lintas agama. Tradisi tersebut, menurutnya, dihidupkan kembali dengan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta pada Kamis (5/9).
Baca juga: RHS Ukir Sejarah Baru Bangun Stadion Mini Pertama di Kabupaten Simalungun"Nabi Muhammad SAW memang memiliki kebiasaan melakukan dialog lintas agama. Apa yang kita lakukan besok di Istiqlal adalah melanjutkan tradisi yang pernah dirintis oleh Rasulullah. Jadi, Insya Allah tidak ada masalah, dan kita akan menganggap bahwa ini adalah peristiwa bersejarah," jelas Nasaruddin Umar.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Terowongan Silaturahmi
Paus Fransiskus dikabarkan sangat tertarik untuk mengunjungi dan meninjau langsung terowongan yang menghubungkan dua simbol besar toleransi Indonesia, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Terowongan ini menjadi simbol perdamaian dan kebersamaan antar umat beragama di Indonesia."Beliau sangat terkesan dan ingin melihat langsung terowongan ini," kata Nasaruddin Umar.
Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan yang ketiga kalinya bagi pemimpin Vatikan setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Paus Fransiskus memilih Indonesia sebagai negara pertama dalam perjalanan apostoliknya ke Asia Pasifik pada September 2024.Dalam kunjungan selama 11 hari dari tanggal 3 hingga 13 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Indonesia, dengan populasi mayoritas Muslim, dinilai menjadi contoh nyata bagaimana toleransi dan kerukunan antar umat beragama dapat terjaga dengan baik. (Sms)
Bagikan: