"Tolong" dan "terima kasih" - kata sapaan sederhana ini mungkin bernilai lebih dari sekadar emas, menurut sebuah studi baru yang memukau. Para peneliti telah menemukan hubungan yang mengejutkan antara ketidaksopanan di tempat kerja dan kinerja tim yang mendorong perusahaan untuk memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap dinamika interpersonal.
Baca juga: Sereal Sebagai Menu Sarapan Anak: Sehat Atau Hanya Praktis? Ini Jawabannya, Moms!Di era di mana efisiensi di tempat kerja menjadi hal yang terpenting, siapa yang mengira bahwa komentar yang ceroboh atau email yang bersifat meremehkan bisa menjadi penghambat produktivitas? Namun, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology, ketidaksopanan menimbulkan malapetaka di kantor, ruang operasi, dan ruang rapat.
Baca juga: Fenomena Ketindihan: Haruskah Khawatir?Jauh dari sekadar gangguan, penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaksopanan adalah sebuah sabotase senyap, yang mampu menggagalkan kinerja tim dan berpotensi membahayakan nyawa. Studi yang dilakukan oleh tim peneliti internasional dari University of Florida, Indiana University, dan berbagai institusi di AS dan Israel ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana ketidaksopanan yang ringan sekalipun bisa menimbulkan konsekuensi yang luas.
Baca juga: Peran Orang Tua sebagai Cerminan Utama: Bagaimana Pola Asuh Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak"Banyak tempat kerja yang memperlakukan ketidaksopanan sebagai masalah interpersonal yang kecil," kata Dr Amir Erez, seorang profesor di University of Florida Warrington College of Business, dalam sebuah pernyataan. "Penelitian kami menunjukkan bahwa hal ini merupakan ancaman besar bagi produktivitas dan bahkan keselamatan. Perusahaan harus menanganinya dengan baik."
Baca juga: Polda Jabar Bertransformasi Dalam Bidang Kesehatan Secara Holistik Bagi Pegawai Negeri Pada PolriMelalui serangkaian lima penelitian inovatif, para peneliti mengupas lapisan interaksi di tempat kerja untuk mengungkapkan efek berbahaya dari kekasaran. Dari eksperimen laboratorium yang melibatkan pembangunan jembatan dengan koran dan selotip hingga simulasi medis dengan risiko tinggi, temuan-temuan tersebut secara konsisten menunjukkan kebenaran yang mengganggu: kekasaran secara dramatis merusak fungsi tim.Mungkin yang paling mengkhawatirkan adalah dampak ketidaksopanan yang tidak proporsional dibandingkan dengan intensitas yang dirasakan. Dalam sebuah penelitian, komentar kasar yang terkesan ringan dari sumber eksternal berkontribusi sebesar 44% terhadap perbedaan kualitas kinerja tim medis. Hal ini menunjukkan bahwa komentar kecil sekalipun dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap hasil kerja tim.Bagaimana sebenarnya ketidaksopanan dapat menimbulkan kekacauan seperti itu?
Para peneliti menemukan bahwa ketidaksopanan bertindak sebagai ancaman sosial, yang memicu respons defensif pada anggota tim. Respons terhadap ancaman ini mengalihkan individu dari pola pikir kolaboratif menjadi pola pikir yang melindungi diri sendiri, mengurangi tingkat apa yang disebut oleh para peneliti sebagai "orientasi nilai sosial" (SVO) - pada dasarnya, sejauh mana orang memprioritaskan kepentingan kolektif di atas kepentingan pribadi.Pergeseran ke arah kepentingan pribadi ini bermanifestasi dalam berkurangnya pembagian informasi dan distribusi beban kerja di antara anggota tim, dua komponen penting dalam kerja tim yang efektif. Dalam lingkungan medis, hal ini berarti pelaksanaan prosedur yang berpotensi untuk menyelamatkan nyawa menjadi lebih buruk."Penelitian yang kami lakukan membantu kami memahami pengaruh ketidaksopanan terhadap dinamika tim, terutama dalam situasi yang mendesak dan intens seperti di bidang kesehatan," ujar Jake Gale, Ph.D., asisten profesor manajemen di Indiana University Kelley School of Business Indianapolis. "Dengan memahami bagaimana kekasaran memicu perilaku yang berfokus pada diri sendiri dan mengganggu komunikasi, kami tidak hanya mengembangkan pengetahuan akademis; kami juga mengungkap wawasan yang dapat menyelamatkan nyawa. Ini adalah peringatan yang kuat bahwa cara kita berinteraksi satu sama lain memiliki konsekuensi di dunia nyata, terutama dalam situasi kritis."Implikasi dari temuan ini jauh melampaui bidang medis. Baik di ruang rapat perusahaan besar atau toko ritel lokal, ketidaksopanan dari sumber mana pun - baik dari atasan, kolega, atau pelanggan - secara konsisten menurunkan kerja sama dan koordinasi tim, yang mengarah pada hasil yang lebih buruk secara keseluruhan.Mengingat meluasnya perilaku tidak sopan di tempat kerja modern, dengan lebih dari 50% karyawan melaporkan adanya perilaku tidak sopan setiap minggunya, maka mengatasi masalah ini bukan hanya masalah kesopanan, tetapi juga menjadi faktor penting dalam efektivitas dan keamanan organisasi.Para peneliti menyarankan agar perusahaan mengambil langkah proaktif untuk menciptakan lingkungan kerja yang menumbuhkan rasa hormat dan kesopanan. Hal ini termasuk mengimplementasikan program pelatihan untuk membangun ketangguhan terhadap ketidaksopanan atau mempromosikan praktik-praktik kesadaran yang membantu karyawan mempertahankan fokus kolektif bahkan dalam menghadapi tantangan interpersonal."Seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang dinamika di tempat kerja, penelitian kami menggarisbawahi sebuah poin penting: dalam upaya menciptakan tim yang berkinerja tinggi, terkadang kesopanan yang paling kecil bisa membuat perbedaan yang paling besar," Erez menyimpulkan.Temuan dari penelitian ini menawarkan argumen yang kuat untuk kembali ke dasar dalam pendekatan kita terhadap dinamika di tempat kerja. Di dunia yang sering terpaku pada inovasi besar berikutnya, tampaknya sesuatu yang mendasar seperti kesopanan dapat menjadi pendorong utama kinerja timKetika perusahaan memetakan arah mereka untuk masa depan, mereka yang mengenali dan memanfaatkan kekuatan kesopanan dapat menemukan diri mereka tidak hanya lebih produktif tetapi juga lebih tangguh dalam menghadapi tantangan. Pada analisis terakhir, tampaknya sopan santun mungkin lebih dari sekadar basa-basi sosial - bisa jadi ini adalah bahan rahasia dalam resep kesuksesan.Kesimpulan Utama
Temuan penelitian ini konsisten dan terbuka. Tim yang terpapar oleh ketidaksopanan secara konsisten menunjukkan kinerja yang jauh lebih buruk dalam mengerjakan berbagai pekerjaan. Sikap kasar menyebabkan penurunan yang nyata dalam Orientasi Nilai Sosial (SVO) di antara anggota tim, yang mengindikasikan pergeseran ke arah perilaku yang lebih berpusat pada diri sendiri. SVO yang lebih rendah ini secara langsung terkait dengan berkurangnya pembagian informasi dan distribusi beban kerja di dalam tim.Yang penting, efek negatif dari ketidaksopanan terhadap kinerja tim dimediasi oleh penurunan SVO dan pengurangan proses koordinasi tim. Efek-efek ini konsisten terlepas dari sumber ketidaksopanan, apakah itu berasal dari atasan, rekan kerja, atau pelanggan, dan berlaku di berbagai pengaturan tim.Keterbatasan Studi
Meskipun penelitian ini memberikan wawasan yang berharga, namun penting untuk mengakui keterbatasannya. Beberapa penelitian memiliki ukuran sampel yang relatif kecil, yang dapat memengaruhi generalisasi hasil untuk populasi yang lebih besar atau konteks yang berbeda. Penelitian ini terutama berfokus pada efek jangka pendek dari kekasaran, sehingga pertanyaan tentang dampak jangka panjang tidak terjawab.Selain itu, sebagian besar penelitian dilakukan di lingkungan simulasi, yang mungkin tidak sepenuhnya menangkap kompleksitas dan nuansa interaksi di tempat kerja di dunia nyata. Terakhir, penelitian ini tidak secara ekstensif mengeksplorasi faktor moderasi potensial yang dapat mengurangi efek kekasaran, sehingga menyisakan ruang untuk investigasi lebih lanjut di bidang ini.Diskusi & Kesimpulan
Temuan penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap dinamika tempat kerja dan kinerja organisasi. Mereka mengungkapkan bahwa ketidaksopanan, bahkan dalam bentuk yang ringan sekalipun, dapat secara signifikan mengganggu kinerja tim dengan mengganggu proses koordinasi yang vital. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi harus menyadari kekasaran sebagai ancaman serius terhadap produktivitas dan keselamatan, terutama di lingkungan dengan risiko tinggi seperti layanan kesehatan. Penelitian ini menunjukkan manfaat potensial dari penerapan program pelatihan yang berfokus pada membangun ketahanan terhadap ketidaksopanan dan mempromosikan kesadaran di tempat kerja.Yang terpenting, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya membina budaya tempat kerja yang saling menghormati untuk mempertahankan fungsi tim yang efektif. Penelitian di masa mendatang di bidang ini dapat mengeksplorasi intervensi untuk menangkal efek negatif dari kekasaran terhadap dinamika tim dan menyelidiki bagaimana menciptakan struktur tim yang lebih tangguh.Pembiayaan & Pemaparan
Meskipun makalah ini tidak secara eksplisit menyebutkan sumber pendanaan atau pengungkapannya, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini bersifat kolaboratif. Penelitian ini melibatkan kerja sama di berbagai institusi, termasuk Indiana University, University of Florida, Tel Aviv University, University of Maryland, Morgan State University, Technion: Israel Institute of Technology, Oregon State University, dan Universitas Haifa. Kolaborasi yang luas ini menunjukkan adanya penggabungan sumber daya dan keahlian yang signifikan, meskipun pengaturan keuangan secara spesifik tidak dirinci dalam makalah ini.(az)
Sumber:https://studyfinds.org/workplace-rudeness-productivity/
Bagikan: