Bandung -- Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengimbau kepada pengelola sekolah agar tidak ada kekerasan saat melaksanakan kegiatan orientasi (pengenalan) siswa baru.

Baca juga: SMP Santo Mikael Cimahi Gelar Kubisme V.08: Parade Seni, Kreativitas, dan Pendidikan Berkarakter

"Sesuai aturan, jangan ada kekerasan. Orientasi itu lebih kepada pengenalan dan semangat karena sekolah baru. Tidak boleh ada kekerasan," ungkap Bey Machmudin di Kota Bandung, Jumat (12/7/2024).

Baca juga: Tenaga Pendidik Se-Jabar Akan Dilatih Jadi Guru Penggerak

Ia menentang keras perundungan saat orientasi sekolah. Pihaknya juga sudah melakukan diseminasi ke setiap sekolah.

Baca juga: RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda: Inovasi Layanan Pasien dengan iKios, Anjungan Pasien Mandiri (APM)

"Kita sudah sampaikan (ke sekolah) untuk menghindari perundungan. Jangan sampai ada lagi," katanya.

Ia pun menginstruksikan Dinas Pendidikan Jabar memantau kegiatan orientasi di setiap sekolah.

Baca juga: Anggota DPR Ahmad Sahroni Temui Tersangka Perundungan Ivan Sugiamto, Tegaskan Pesan Moral untuk Orang Tua

"Itu dimulai di tahap awal kegiatan sekolah, jangan ada perundungan. Saya minta Plh Kadisdik memantau orientasi ini," ujarnya.

Bey menuturkan, kegiatan orientasi hanya untuk menumbuhkan keakraban antar siswa dalam bingkai suasana yang menggembirakan.

"Betul-betul hanya untuk mengakrabkan, lebih bersifat gembira agar siswa semangat ke sekolah dengan lingkungan sekolah yang baru," katanya.

Bey mempersilakan masyarakat melaporkan jika menemukan sekolah yang melakukan orientasi dengan kekerasan, melalui aplikasi Sapawarga.

"Kami tidak menoleransi sama sekali adanya kekerasan di sekolah. Saya minta (Kadisdik) untuk memantau langsung ke lapangan. Silakan bila ada yang merasa terdapat perundungan laporkan kepada kami lewat Sapawarga. Kami akan tindak tegas," ujar Bey.(nr)

Bagikan: