Bandung -- Lima sekawan sedang menikmati kunjungan mereka di Museum Wayang. Mereka berjalan-jalan, bercanda, dan menikmati setiap sudut ruangan yang dipenuhi dengan koleksi wayang dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, satu teman mereka kurang berhati-hati dalam berbicara, menyebabkan situasi yang tak terduga terjadi.
Baca juga: SMP Santo Mikael Cimahi Gelar Kubisme V.08: Parade Seni, Kreativitas, dan Pendidikan BerkarakterKhayalan Menjadi Nyata di MuseumBaca juga: Tenaga Pendidik Se-Jabar Akan Dilatih Jadi Guru PenggerakDi tengah keceriaan, tiba-tiba mereka merasakan hal aneh. Boneka wayang di dekat mereka tampak bergerak dan menatap mereka dengan tatapan tajam. Ketakutan melanda mereka seketika, membuat mereka merasakan suasana yang mencekam. Perasaan takut ini semakin menguat ketika bayangan-bayangan mendekati mereka. Mereka berlima saling berpegangan tangan, mencoba menemukan keberanian di tengah rasa takut yang menyerang.
Baca juga: RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda: Inovasi Layanan Pasien dengan iKios, Anjungan Pasien Mandiri (APM)Suara Lembut Guru yang MenenangkanBaca juga: Anggota DPR Ahmad Sahroni Temui Tersangka Perundungan Ivan Sugiamto, Tegaskan Pesan Moral untuk Orang TuaNamun, suara lembut dari guru mereka menyadarkan mereka dari khayalan. Guru tersebut menjelaskan bahwa itu semua hanyalah ilusi yang disebabkan oleh suasana museum yang unik dan pikiran mereka sendiri yang terlalu berimajinasi.
Kisah dari Buku "Bisikan Wayang Suket"Kisah ini berasal dari buku "Bisikan Wayang Suket" karya Barbara Eni, yang menyajikan cerita dengan sentuhan khayalan yang membuat pembaca terbawa suasana. Buku ini, meski tidak berwarna dan tanpa gambar, memberikan pengalaman membaca yang mendalam dan memerlukan pemahaman yang teliti. Cerita ini menggambarkan bagaimana imajinasi dapat mengambil alih realitas jika tidak dikendalikan.
Antara Khayalan dan KenyataanDi akhir cerita, pembaca mungkin sedikit bingung apakah peristiwa yang dialami oleh lima sekawan ini adalah kenyataan atau sekadar khayalan. Namun, salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah ketika dua bayangan mendekati mereka dan mereka berlima ketakutan, seperti adegan dalam film horor.
Pelajaran Hidup dari BukuMelalui buku ini, banyak nasihat berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah menjaga lisan di manapun tempatnya, termasuk di museum. Cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya berbicara dengan hati-hati dan bagaimana khayalan bisa mempengaruhi persepsi kita terhadap dunia sekitar.Buku "Bisikan Wayang Suket" tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga pelajaran penting tentang kehidupan. Dengan menyajikan pengalaman yang mendalam, buku ini mengajak pembaca untuk lebih berhati-hati dalam berucap dan memahami bahwa tidak semua yang kita lihat atau rasakan adalah kenyataan. Kadang, khayalan bisa mengambil alih dan membuat kita melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.Bagi mereka yang tertarik dengan cerita penuh makna dan ingin mengambil hikmah dari setiap halaman, "Bisikan Wayang Suket" adalah pilihan yang tepat. Meski membutuhkan kesabaran dalam membaca, setiap babnya memberikan wawasan dan refleksi yang berharga tentang kehidupan dan pentingnya menjaga lisan. (Az)Judul Buku :
Bisikan Wayang SuketPenulis :
Barbara EniPenerbit :
KanisiusPeresensi :
Muhammad Fathan A. WUkuran :
12 x 19 cmTebal :
88 HalamanISBN :
978-979-21-7227-0Kontak pemesanan :
Wahyu 0898 8210 200
Bagikan: