23 Jan, 2025

Putin Tiba di Vietnam untuk Kunjungan Kenegaraan

Indofakta.com, 2024-06-20 12:16:09 WIB

Bagikan:

Hanoi -- Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Vietnam pada hari Kamis pagi (20/06) untuk melakukan pembahasan dengan para pemimpin Komunis negara tersebut pada persinggahan terakhir dari lawatannya selama dua hari di Asia setelah menandatangani sebuah kesepakatan militer dengan Korea Utara.

Baca juga: Manchester City Gasak Nottingham Forest 3-0, De Bruyne Akhiri Puasa Kemenangan The Citizens

Pesawat Putin mendarat di bandara Hanoi, di mana ia disambut di karpet merah oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam Tran Hong Ha dan diplomat tinggi negara tersebut, Le Hoai Trung.

Baca juga: Kekalahan Perdana Ruben Amorim Bersama Setan Merah, Arsenal Ungkap Celah Manchester United

Dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan pada saat kunjungannya, Putin memuji negara yang dipimpin oleh Komunis Asia Tenggara ini karena mendukung "cara pragmatis untuk menyelesaikan krisis" di Ukraina.

Baca juga: Ruben Amorim Bawa Manchester United Bangkit, Produktivitas Gol Kembali Menjadi Kekuatan Tim

Vietnam, yang secara resmi menjalankan kebijakan luar negeri netral yang dikenal sebagai "diplomasi bamboo" dalam hubungannya dengan negara-negara besar di dunia, telah abstain dalam hal mengecam serangan Rusia ke Ukraina, sebuah sikap yang dianggap negara-negara Barat sebagai sikap yang dianggap sangat dekat dengan Kremlin.

Baca juga: Prediksi Liga Champions: Dinamo Zagreb vs Borussia Dortmund

Selain memuji Vietnam atas sikap "seimbang" dalam perang Ukraina, Putin juga menyebutkan kemajuan dalam hal pembiayaan, energi, dan perdagangan antara kedua negara dalam sebuah artikel yang diterbitkan di koran Partai Komunis Vietnam, Nhan Dan.

Meskipun Korea Utara dan Rusia menghadapi blokade internasional, Vietnam telah membangun kerjasama yang hati-hati dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Kunjungan Presiden Putin ke Korea Utara dan Vietnam adalah untuk menunjukkan bahwa upaya Barat untuk mengisolasi Rusia tidak berhasil dan menunjukkan bahwa Rusia memiliki mitra di Asia," kata Carl Thayer, seorang pakar di bidang keamanan Vietnam di Akademi Angkatan Pertahanan Australia di Canberra.

Rusia dijatuhi sanksi Barat yang dimotori A.S. setelah menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dalam hal yang disebut Moskow dengan "operasi militer khusus". Pada Maret 2023, Pengadilan Internasional yang berbasis di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin atas dugaan kejahatan perang di Ukraina, tuduhan yang dibantahnya. Baik Vietnam maupun Rusia bukanlah anggota ICC.

Negara Asia Tenggara ini akan menjadi negara ketiga yang dikunjungi Putin, setelah Cina dan Korea Utara, sejak ia dilantik untuk masa jabatan kelima pada bulan Mei yang lalu. Vietnam telah mempersiapkan penyambutan kenegaraan yang meriah untuk Putin, kunjungan pertamanya sejak 2017 dan yang kelima untuk Putin secara keseluruhan.

Putin akan bertemu dengan pemimpin Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, Presiden Vietnam, To Lam, dan Perdana Menteri Pham Minh Chinh. Pemimpin Rusia itu juga akan menghadiri upacara peletakan karangan bunga, salah satunya di Mausoleum Ho Chi Minh, yang menjadi tempat penyimpanan jasad pemimpin pendiri Vietnam yang telah dibalsem. Kedua negara ini secara historis memiliki hubungan yang erat dan memiliki akar Komunis yang sama. Puluhan ribu orang kader Komunis Vietnam belajar di negara bekas Uni Soviet itu selama Perang Dingin, termasuk ketua Partai Komunis Vietnam saat ini, Trong.

"Presiden Vladimir Putin adalah orang yang telah memberikan banyak kontribusi bagi hubungan Vietnam-Rusia. Dia selalu memiliki pandangan dan kepedulian yang baik terhadap Vietnam dan menghargai hubungan dengan para pemimpin senior Vietnam," kata surat kabar Kementerian Pertahanan Vietnam, Quan Doi Nhan Dan, dalam sebuah artikel.

Mitra utama Amerika Serikat, yang meningkatkan hubungan diplomatik dengan Hanoi tahun lalu dan merupakan pasar ekspor utama Vietnam, justru menentang kunjungan Putin.

"Tidak boleh ada negara yang memberikan Putin sebuah platform untuk mempromosikan perang agresinya dan membiarkannya menormalisasi kekejamannya," ujar seorang juru bicara kedutaan besar AS di Hanoi minggu ini.

Rusia secara historis memang merupakan pemasok terbesar persenjataan militer Vietnam, sehingga setiap peluang transaksi persenjataan akan diawasi dengan ketat.
Putin juga diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan di berbagai sektor termasuk perdagangan, investasi, teknologi, dan pendidikan, kata dua pejabat kepada Reuters minggu ini, meskipun hal itu bisa saja berubah. (Stg)

Sumber:https://www.reuters.com/world/russian-president-putin-arrives-vietnam-state-visit-2024-06-19/

Bagikan:

© 2025 Copyright: Indofakta Online