Argentina -- Alejandra Marisa Rodriguez untuk menjadi kontestan Miss Universe tertua dalam sejarah, tetapi itu semua akan pupus, sebab wanita berusia 60 tahun itu gagal untuk meraih mahkota Miss Argentina pada Sabtu (25/05) lalu.
Baca juga: Diguyur Hujan, Kapolrestabes Medan Tinjau Lokasi Terdampak Longsor di Desa SembaheAlejandra yang berprofesi sebagai penasehat hukum di salah satu rumah sakit di Argentina, bertekad untuk ikut dalam ajang kompetisi kecantikan ini. Aksinya ini medapatkan sorotan di seluruh dunia, sebab ia berhasil menyanggah anggapan jika kontes ini hanya diperuntukkan bagi wanita cantik dan muda.
Baca juga: Ngatiyana-Adhitia Unggul di Pilkada Cimahi Berdasarkan Hasil Hitung Cepat InstratMeski tak membawa pulang gelar Miss Argentina. Alejandra Marisa Rodriguez, berhasil mendapatkan gelar ‘Wajah Teranggun’, yang merupakan salah satu kategori yang diperlombakan. Selesai acara, Alejandra mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang mendukungnya. Ia mendapatkan banyak dorongan sejak kemenangannya di kompetisi Miss Buenos Aires bulan lalu. Kemenangannya itu, berhasil membuatnya menjadi pusat perhatian media lokal bahkan internasional.Setelah Miss Universe menghilangkan batasan usia dari persyaratan peserta. Wanita yang tinggal di Kota La Plata, di sebelah selatan Buenos Aires ini dengan yakin bisa membawa cita-citanya menjadi lebih tinggi lagi.
Baca juga: Farhan-Erwin Unggul di Quick Count Pilkada Bandung, Raih 44,31% SuaraIa menegaskan kepada publik, bahwa umur hanyalah angka. Tidak ada yang bisa menghalangi wanita untuk bisa meraih mimpi-mimpinya. “Sebagai hasil dari apa yang terjadi pada saya, saya yakin sebuah pintu baru telah terbuka bagi banyak orang yang mungkin tidak mendapatkannya dengan mudah,” kata Rodríguez kepada Media.
Baca juga: Kapolres Labusel Bersama Forkopimda Pantau TPS“Ini adalah sebuah petualangan dan saya tidak memiliki ekspektasi apapun selain menerima tantangan baru,” ungkapnyaSelama beberapa tahun terakhir, tagar ‘MeToo’ menjadi salah satu gerakan sosial paling berpengaruh di media sosial. Gerakan ini menciptakan kesadaran global tentang isu pelecehan seksuan dan pelecehan kekuasaan. (Why/Apn)
Bagikan: