10 Feb, 2025

Pernahkah Kita Dengar Jeritan dari Tanaman, Ini Kata Para Peneliti

Indofakta.com, 2024-04-02 10:13:39 WIB

Bagikan:

Israel -- Apabila Anda menyakiti tanaman, maka tanaman akan berteriak. Yah, begitulah, bukan dengan cara yang sama seperti Anda atau saya yang jika berteriak akan mengeluarkan suara yang keras, melainkan mereka hanya mengeluarkan suara letupan atau bunyi klik dalam frekuensi ultrasonik diluar jangkauan pendengaran manusia, dan suara ini akan semakin meningkat ketika tanaman tersebut mengalami ketegangan atau stress.

Baca juga: Tentang PPN 12% dan BOSS BESAR

Hal ini, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2023, bisa menjadi salah satu cara tanaman mengkomunikasikan ketidaknyamanan mereka kepada dunia di sekitarnya. "Bahkan di ladang yang hening sekalipun, sebenarnya ada suara-suara yang tidak kita dengar, dan suara-suara itu menyampaikan informasi. Ada hewan yang dapat mendengar suara-suara ini, jadi ada kemungkinan banyak interaksi akustik yang terjadi," kata ahli biologi evolusioner Lilach Hadany dari Universitas Tel Aviv di Israel.

Baca juga: “Bangun Pagi, Rezeki Datang: Rahasia Hidup Lebih Sehat dan Bahagia”

"Tumbuhan berinteraksi dengan serangga dan berbagai hewan lain sepanjang waktu, dan banyak dari organisme ini menggunakan suaranya untuk berkomunikasi, jadi akan sangat tidak efisien jika tumbuhan tidak menggunakan suara sama sekali." Tanaman yang sedang stres tidak se-pasif yang Anda bayangkan. Mereka mengalami beberapa perubahan yang cukup dramatis, salah satu yang paling mudah dideteksi (bagi kita manusia, setidaknya) adalah pelepasan beberapa aroma yang cukup kuat. Mereka juga dapat mengubah warna dan bentuknya.

Baca juga: Jalan Dakwah Dari Pesantren ke Pesantren di Pelosok Negeri

Perubahan ini dapat menandakan bahaya bagi tanaman lain di dekatnya, yang kemudian akan meningkatkan kewaspadaan mereka; atau menarik perhatian hewan untuk menghadapi hama yang mungkin merusak tanaman. Namun, apakah tanaman memancarkan jenis sinyal lain - seperti bunyi - belum sepenuhnya dieksplorasi. Beberapa tahun yang lalu, Hadany dan rekan-rekannya menemukan bahwa tanaman dapat mendeteksi suara. Pertanyaan logis berikutnya yang harus ditanyakan adalah apakah mereka juga dapat menghasilkannya.

Baca juga: Pilkada 2024 Selesai, DPC AWI Medan : Siapapun Pemimpinnya Tetap Jaga Persatuan Kesatuan dan Kebersamaan

Untuk mengetahuinya, mereka merekam tanaman tomat dan tembakau dalam beberapa kondisi. Pertama, mereka merekam tanaman yang tidak tertekan, untuk mendapatkan data acuan. Kemudian mereka merekam tanaman yang mengalami dehidrasi, dan tanaman yang telah dipotong batangnya. Rekaman ini dilakukan pertama kali di ruang akustik kedap suara, kemudian di lingkungan rumah kaca normal.

Kemudian, mereka melatih algoritme pembelajaran mesin untuk membedakan antara suara yang dihasilkan oleh tanaman yang tidak tertekan, tanaman yang dipotong, dan tanaman yang mengalami dehidrasi.

Suara yang dihasilkan tanaman seperti suara letupan atau bunyi klik dalam frekuensi yang terlalu tinggi untuk didengar oleh manusia, dapat dideteksi dalam radius lebih dari satu meter (3,3 kaki). Tanaman yang tidak stres tidak mengeluarkan banyak suara sama sekali; mereka hanya berdiam diri, dengan tenang melakukan aktivitasnya sebagai tanaman.

Sebaliknya, tanaman yang stres jauh lebih berisik, mengeluarkan suara rata-rata hingga sekitar 40 klik per jam, tergantung jenis tanamannya. Dan tanaman yang kekurangan air memiliki profil suara yang nyata. Mereka mulai mengeluarkan suara klik lebih banyak sebelum mereka menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, kemudian meningkat seiring dengan semakin keringnya tanaman, sebelum akhirnya menghilang ketika tanaman tersebut layu.

Algoritme ini mampu membedakan suara-suara ini, serta jenis tanaman yang mengeluarkannya. Dan bukan hanya tanaman tomat dan tembakau. Tim peneliti melakukan pengujian pada berbagai jenis tanaman, dan mendapati bahwa produksi suara tampaknya merupakan aktivitas tanaman yang cukup lazim. Gandum, jagung, anggur, kaktus, dan henbit semuanya terekam mengeluarkan suara.

Tetapi masih ada beberapa hal yang tidak terungkap. Misalnya, tidak jelas bagaimana suara itu dihasilkan. Dalam penelitian sebelumnya, tanaman yang mengalami dehidrasi ditemukan mengalami kavitasi, sebuah proses di mana gelembung udara di batang terbentuk, mengembang, dan jatuh. Hal ini, pada ruas jari manusia menghasilkan bunyi letupan yang dapat didengar, hal yang sama juga terjadi pada tanaman.

Kami belum tahu apakah kondisi tekanan lainnya juga bisa menimbulkan suara. Adanya ancaman, paparan sinar matahari, suhu yang ekstrem, dan kondisi buruk lainnya juga dapat menyebabkan tanaman mulai berteriak, meletup-letup seperti gelembung-gelembung.

Masih dalam penelitian apakah produksi suara merupakan perkembangan adaptif pada tanaman, atau hanya sesuatu yang terjadi begitu saja. Namun, tim peneliti menunjukkan bahwa sebuah algoritma yang bisa membantu mengidentifikasi dan membedakan suara tanaman. Tentu saja ada kemungkinan bahwa organisme lain dapat melakukan hal yang sama. Selain itu, organisme ini bisa saja belajar merespons suara tanaman yang tertekan dengan berbagai cara.

"Sebagai contoh, seekor ngengat yang hendak bertelur di atas tanaman atau seekor hewan yang hendak memakan tanaman dapat menggunakan suara untuk membantu memandu mereka dalam membuat pilihan," kata Hadany.

Bagi kita manusia, implikasinya cukup jelas, kita dapat mendengarkan panggilan darurat dari tanaman yang kehausan dan menyiraminya sebelum menimbulkan masalah. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tanaman dapat meningkatkan sensitivitasnya terhadap kekeringan dengan merespon melalui suara, jadi hal ini tentu saja masuk akal, dan di sinilah tim menentukan tahap selanjutnya dari penelitian mereka.

"Sekarang kita telah mengetahui bahwa tanaman mengeluarkan suara, pertanyaan selanjutnya adalah 'siapa yang mendengarkan?" Kata Hadany. "Saat ini kami sedang menyelidiki respons organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan terhadap suara-suara ini, dan kami juga mengeksplorasi kemampuan kami untuk mengidentifikasi dan menginterpretasikan suara-suara tersebut di lingkungan yang benar-benar alami."(Why/sa)

Sumber:https://www.sciencealert.com/plants-really-do-scream-weve-simply-never-heard-it-until-now

Bagikan:

© 2025 Copyright: Indofakta Online