4 Dec, 2024

Pasukan Israel Ditarik Mundur dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza

Indofakta.com, 2024-04-01 11:46:51 WIB

Bagikan:

Gaza -- Fasilitas rumah sakit ini pertama kali diserbu dua minggu lalu setelah Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa mereka memiliki informasi intelijen yang mengindikasikan bahwa Hamas memanfaatkannya sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan.

Baca juga: Ruud van Nistelrooy Jadi Kandidat Panas di Tengah Krisis Manajerial Klub-Klub Besar

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di sekitar rumah sakit, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, dalam beberapa pekan terakhir. Hamas menyangkal menggunakan pusat medis untuk melakukan operasi militer. Ketika serangan pertama kali diumumkan, kepala juru bicara IDF (Israel Defense Forces) Daniel Hagari mengatakan "teroris Hamas kembali berkumpul di dalam rumah sakit al-Shifa".
IDF kemudian mengatakan bahwa mereka melancarkan operasi "akurasi tingkat tinggi" di halaman rumah sakit dan memaksa para pengungsi yang berlindung di halaman rumah sakit tersebut untuk segera pergi.

Para saksi mata melaporkan adanya tembakan dan tank-tank yang mengepung fasilitas tersebut saat penyerbuan dimulai pada dini hari tanggal 18 Maret. Al-Shifa juga diserbu pada awal konflik setelah Israel mengatakan bahwa mereka memiliki bukti bahwa para sandera yang ditangkap pada serangan 7 Oktober lalu ditawan di sana.

Baca juga: Sara Duterte Ancam Marcos Jr., Ketegangan di Puncak Politik Filipina Memanas

Israel dalam waktu lama telah menuduh Hamas menggunakan infrastruktur kesehatan sipil sebagai kedok untuk melancarkan operasinya, yang dibantah oleh kelompok Palestina tersebut. Pada Minggu malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa al-Shifa adalah "sarang teroris". Dia memuji upaya tentara Israel dan mengatakan bahwa mereka telah "menghabisi lebih dari 100 teroris" dalam sebuah serangan mendadak yang "tepat dan akurat". Netanyahu menyampaikan pernyataannya sebelum menjalani operasi untuk mengobati hernia yang ditemukan saat pemeriksaan rutin.

Pada hari ini senin(01/4), kantor pihaknya mengatakan bahwa operasi tersebut berhasil dan Netanyahu "dalam kondisi yang baik dan mulai pulih". Operasi tersebut berlangsung di tengah-tengah demonstrasi yang diadakan di Yerusalem yang dipicu oleh kemarahan yang memuncak atas penanganan pemerintahnya terhadap perang di Gaza.

Baca juga: Lando Norris Sebut Max Verstappen Tak Punya Kelemahan: Perburuan Gelar Berakhir Dramatis

Ribuan orang turun ke jalan menuntut lebih banyak tindakan untuk membebaskan para sandera. Sekitar 130 orang yang setidaknya 34 di antaranya diperkirakan tewas dan masih belum ditemukan setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel. Netanyahu mendapat tekanan dari beberapa pihak di masyarakat Israel yang percaya bahwa tidak ada progres yang signifikan dalam menyelamatkan para sandera yang masih berada di wilayah Gaza. Sebelumnya pada hari Minggu(31/3), kantor pihaknya mengatakan bahwa Netanyahu dan istrinya bertemu dengan keluarga para tentara wanita yang masih belum ditemukan.(Why/bbc)

Sumber:https://www.bbc.com/news/world-middle-east-68705765

Bagikan:

© 2024 Copyright: Indofakta Online